CARA TRAWANAGAN ALAM GAIB DENGAN BATIN

Ilustrasi gambar.
Melihat gaib secara batin berbeda dengan melihat gaib dengan cakra mata ketiga. Melihat gaib secara batin adalah melihat gaib dengan mengandalkan ketajaman / kepekaan rasa dan batin (ketajaman indera keenam), ditambah kekuatan kebatinan ilmu pelet wanita dan spiritualitas orangnya. Dengan cara ini yang melihat gaib bukanlah mata dan kesadaran kita, tetapi adalah kepekaan batin kita yang mampu mendeteksi sesuatu yang gaib atau menginderai suasana gaib di sekitar kita. Sedulur papat tidak bergerak keluar tubuh (kecuali disengaja supaya keluar dari tubuh), biasanya cakra mata ketiganya juga belum terbuka. Melihat gaib secara batin, pada tingkat dasar kalau tidak kuat lama berfokus pada kepekaan batin, seringkali gambaran gaib yang tertangkap hanyalah sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap akan banyak mengandalkan bisikan wangsit atau ilham dari roh sedulur papatnya.

 Kemampuan menginderai atau melihat secara batin ini biasanya terjadi pada orang-orang yang peka / tajam batinnya, atau pada orang-orang yang menekuni penghayatan kebatinan atau ilmu-ilmu batin. Orang-orang yang menekuni laku kebatinan tertentu biasanya memiliki batin yang peka, kuat dan tajam, dan memiliki kedekatan dengan roh sedulur papatnya, sehingga orang-orang tersebut mengerti kegaiban, tanggap rasa dan firasat dan peka sasmita. Kepekaan dan ketajaman batin (indera keenam) mereka bersifat umum dalam segala bidang kehidupan, tidak semata-mata ditujukan untuk bisa melihat gaib. Kepekaan dan ketajaman batin mereka bisa digunakan untuk peka rasa terhadap suasana gaib di sekitar mereka berada dan untuk berkomunikasi batin (kontak rasa dan batin) dengan para mahluk gaib yang ada.

Komunikasi dan interaksi dengan roh-roh lain (juga dengan roh sedulur papatnya) dilakukan secara kontak batin atau kontak rasa, bukan melalui jalur komunikasi cakra mata ketiga. Untuk keperluan itu orangnya tidak harus melakukannya dengan konsentrasi khusus melihat gaib. Kepekaan dan ketajaman batin mereka biasanya bukan hanya peka untuk mendeteksi keberadaan sesosok mahluk gaib, tetapi juga peka untuk merasakan tanda-tanda alam beserta kegaiban di dalamnya, peka rasa untuk menilai kepribadian orang lain, peka rasa tentang suatu kejadian yang akan terjadi (weruh sak durunge winarah) dan sering mendapatkan firasat / ilham / wangsit tentang suatu kejadian tertentu yang akan terjadi. Kepekaan dan ketajaman batin mereka itu juga dapat untuk mengetahui kegaiban tingkat tinggi, tergantung pencapaian masing-masing orang.

Bukan sekedar untuk melihat gaib, kepekaan rasa yang disatukan dengan kekuatan kebatinan juga menjadi kekuatan mereka untuk mengusir roh-roh halus atau untuk menjadikan suatu kejadian gaib. Secara keseluruhan kemampuan mereka melihat gaib itu tergantung pada kepekaan rasa dan batin mereka untuk menangkap getaran-getaran kegaiban dan menangkap sinyal gaib dari roh sedulur papatnya, tingkat kesatuan sukmanya dan kekuatan sukmanya. Melihat gaib secara batin tidak mengharuskan adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi mata ketiga. Di situlah kelebihannya, yaitu tidak bergantung pada adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi mata ketiga, dan tidak harus dilakukan dengan konsentrasi khusus. Melihat gaib secara batin kuncinya adalah pada proses awalnya, yaitu kemampuan peka / kontak rasa untuk mendapatkan gambaran awal penglihatan batin dari roh sedulur papatnya.

Sesudah mendapatkan gambaran awalnya barulah kita (pancer) fokus batin untuk mempertegas lagi gambarannya. Untuk keperluan itu bisa dilakukan dengan mata terbuka maupun terpejam, yang penting bisa hening peka rasa untuk menangkap informasi gambaran awal dari roh sedulur papat, kemudian ditindaklanjuti dengan pancernya fokus batin kepada sosok gaibnya untuk menjadikannya gambaran penglihatan gaib yang utuh. Biasanya, dengan mengedepankan kepekaan batin ini seseorang juga akan mendapatkan informasi yang lain mengenai objeknya, misalnya apakah wataknya baik / jahat, apakah sifat keberadaannya membahayakan, apakah tujuan keberadaannya baik, apakah ada pesan-pesannya, dsb. Karena itu dalam melihat gaib secara batin interaksi batin dengan roh sedulur papat bersifat pokok.

Bila kepekaan batin kuat orang akan mudah untuk merasakan suasana gaib di lingkungannya berada, mudah untuk menerima sinyal dari roh sedulur papatnya yang dapat berupa rasa firasat, ide / ilham, tanda-tanda petunjuk, rasa / feeling / intuisi, dan penglihatan / gambaran-gambaran gaib. Bila tingkat kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya lemah, gambaran gaib yang diterimanya hanya akan berupa sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, tidak jelas, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap akan banyak mengandalkan bisikan wangsit / ilham. Tetapi bila tingkat kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya kuat dan memiliki kemampuan yang baik untuk fokus dengan kepekaan batinnya (tidak dengan pikirannya), gambaran-gambaran gaib itu dapat diperjelas dan dapat diikuti gerakannya.
Dapatkan Sample GRATIS Produk sponsor di bawah ini, KLIK dan lihat caranya