LAKU TIRAKAT PUASA

LAKU TIRAKAT PUASA
Ada beberapa bentuk pelet mimpi basah formal laku prihatin dan tirakat, misalnya :

1. Puasa, tidak makan dan minum atau berpantang makanan tertentu.
Jenisnya :
- Puasa Senin-Kamis, yaitu puasa tidak makan dan minum setiap
hari Senin dan Kamis.
- Puasa Weton, puasa tidak makan / minum setiap hari weton
(hari+pasaran) kelahiran seseorang.
- Puasa tidak makan apa-apa, boleh minum hanya air putih saja.
- Puasa Mutih, tidak makan apa-apa kecuali nasi putih dan air putih saja.
- Puasa Mutih Ngepel, dari pagi sampai mahgrib tidak makan dan
minum, untuk sahur dan buka puasa
hanya 1 kepal nasi dan 1 gelas air putih.
- Puasa Ngepel, dalam sehari hanya makan satu atau beberapa
kepal nasi saja.
- Puasa Ngeruh, hanya makan sayuran atau buah-buahan saja,
tidak makan daging, ikan, telur, terasi, dsb.
- Puasa Nganyep, hampir sama dengan Mutih, tetapi makanannya
lebih beragam asalkan tidak
mempunyai rasa, yaitu tidak memakai bumbu pemanis, cabai dan garam.
- Puasa Ngrowot, dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat
sahur dan buka puasa hanya makan buah-
buahan dan umbi-umbian yang sejenis saja, maksimal 3 buah.
- Puasa Ngebleng, tidak makan dan minum selama sehari penuh
siang dan malam, atau beberapa hari
siang dan malam tanpa putus, biasanya 1 - 3 hari.

2. Menyepi dan berdoa di dalam rumah. Tidak mendatangi tempat
keramaian dan tidak menonton hiburan.
3. Menyepi dan berdoa di makam leluhur / orang-orang linuwih, dan di
tempat-tempat yang dianggap keramat,
tidak mendatangi tempat keramaian dan tidak menonton hiburan.
4. Berziarah dan berdoa di makam leluhur / orang-orang linuwih, dan
di tempat-tempat yang dianggap keramat,
seperti di gunung, pohon / goa / bangunan yang wingit, dsb.
5. Mandi kembang telon atau kembang setaman tujuh rupa.
6. Tapa Melek, tidak tidur, biasanya 1 - 3 hari. Tidak mendatangi
tempat keramaian dan tidak menonton hiburan.
7. Tapa Melek Ngalong, biasanya 1 - 7 hari. Siang hari boleh tidur,
tetapi selama malam hari tidak tidur, tidak
mendatangi tempat keramaian dan tidak menonton hiburan.
8. Tapa Bisu dan Lelono, melakukan perjalanan berjalan kaki dan bisu
tidak bicara, dari mahgrib sampai pagi,
melakukan kunjungan ke makam leluhur / orang-orang linuwih atau
ke tempat-tempat keramat dan berdoa.
9. Tapa Pati Geni, diam di dalam suatu ruangan, tidak terkena cahaya
apapun, selama sehari atau beberapa
hari, biasanya untuk tujuan keilmuan. Ada juga yang disebut Tapa
Pendem, yaitu puasa dan berdiam di
dalam rongga di dalam tanah seperti orang yang dimakamkan,
biasanya selama 1 - 3 hari.
10.Tapa Kungkum, ritual berendam di sendang atau sungai, terutama di
pertemuan 2 sungai (tempuran sungai),
selama beberapa malam berturut-turut dan tidak boleh tertidur,
dengan posisi berdiri atau duduk bersila
di dalam air dengan kedalaman air setinggi leher atau pundak.


Laku prihatin dan tirakat nomor 1 sampai 5 adalah yang biasa dilakukan
orang Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kombinasi nomor 1
sampai 10 dilakukan untuk terkabulnya suatu keinginan tertentu yang
bersifat khusus, biasanya supaya mendapatkan berkah tertentu, atau
untuk tujuan keilmuan.

Tidak hanya dalam kehidupan keseharian, laku-laku kebatinan di atas
juga seringkali dilakukan sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan /
usaha yang dianggap penting dalam kehidupannya, seperti akan memulai
suatu usaha ekonomi, akan pergi merantau, akan melangsungkan hajatan
pernikahan, dsb. Bahkan sudah biasa bila orang-orang tua berpuasa
untuk memohonkan keberhasilan kehidupan dan usaha anak-anaknya.

Masing-masing bentuk laku prihatin dan tirakat mempunyai kegunaan dan
kegaiban sendiri-sendiri yang dapat dirasakan oleh para pelakunya, dan
mempunyai kegaiban sendiri-sendiri dalam membantu mewujudkan tujuan
laku pelakunya.

Puasa weton terkait dengan kepercayaan dan kegaiban sukma (kepercayaan
pada kebersamaan roh sedulur papat). Biasanya dilakukan untuk
terkabulnya suatu keinginan yang sifatnya penting, dan untuk menjaga
kedekatan hubungan dengan para roh sedulur papat dan restu pengayoman
dari para leluhur, supaya kuat sukmanya, selalu peka rasa dan batin,
peka firasat, hidupnya keberkahan dan lancar segala urusannya. Puasa
weton tidak bisa disamakan, digantikan atau ditukar dengan puasa
bentuk lain, karena sifat dan kegaibannya berbeda.


Sesuai ajaran kejawen, sebelum melaksanakan puasa berdoalah di luar
rumah menghadap ke timur. Begitu juga pada malam hari selama
berpuasa, berdoalah di luar rumah menghadap ke timur. Setelah selesai
berpuasa berdoa juga mengucap syukur karena telah diberi kekuatan
sehingga dapat menyelesaikan puasanya. Lebih baik lagi jika diawali
atau ditutup dengan mandi kembang untuk membersihkan diri dari
aura-aura negatif di dalam tubuh.

Untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk mempermudah jalan hidup,
cukup puasa weton 1 hari (1 hari 1 malam), atau puasa Senin - Kamis
saja, atau bisa juga mandi kembang saja (bisa hari apa saja sekali
sebulan).

Dalam hal menjaga supaya kehidupannya selalu 'keberkahan' dan
dijauhkan dari kesulitan-kesulitan, puasa ngebleng adalah yang
terbaik. Biasanya dilakukan selama 1 hari 1 malam pada hari weton
kelahiran seseorang.

Untuk keperluan sehari-hari untuk mempermudah jalan hidup dan mengejar
sesuatu yang diinginkan, misalnya untuk kemantapan bekerja dan
perbaikan posisi / karir, cukup puasa weton 1 hari saja secara rutin
setiap bulan. Lebih baik lagi jika disertai dengan mandi kembang untuk
membersihkan diri dari aura-aura negatif di dalam tubuh.

Dalam hal keinginan terkabulnya suatu hajat / keinginan khusus,
sesuatu yang tidak terjadi setiap hari, yang biasa dilakukan adalah
puasa ngebleng 3 hari 3 malam pada hari weton kelahiran seseorang.

Dalam hal keinginan terkabulnya suatu keinginan khusus yang disertai
nazar, yang biasa dilakukan adalah puasa ngebleng 3 hari 3 malam pada
hari weton kelahiran seseorang, dilakukan selama 7 kali (7 bulan)
berturut-turut tanpa putus dan ditutup dengan suatu ritual dan sesaji
penutup, atau acara tumpengan syukuran.

Dalam hal mencari suatu petunjuk gaib / wangsit, puasa ngebleng adalah
yang terbaik. Biasanya dilakukan selama 3 hari 3 malam tanpa putus,
hari Selasa atau Jum'at Kliwon dijepit di tengah, dan berdoa di malam
hari di tempat terbuka menghadap ke timur.


Untuk melengkapi pengetahuan tentang sifat-sifat hari, di bawah ini
ada beberapa petunjuk :

Bulan Besar atau Bulan Haji adalah bulan yang paling baik untuk semua
keperluan, untuk memulai usaha, pindah rumah atau pun perkawinan.

Bulan Maulud adalah bulan yang paling baik untuk semua keperluan yang
bersifat sakral, untuk ritual bersih diri, ruwatan nasib / sengkala,
ritual syukuran, ritual bersih desa, menjamas keris, mandi kembang,
berziarah, dsb.

Bulan Sura (Suro) adalah bulan yang paling tidak baik untuk semua
keperluan, memulai usaha, pindah rumah atau pun perkawinan. Bulan Sura
paling baik digunakan untuk upaya bersih diri dan lingkungan.

Bulan Sura umumnya diisi dengan ritual bersih diri / ruwatan,
membersihkan rumah dan pusaka, dsb.
Upaya bersih diri / ruwatan pribadi dapat dilakukan dengan cara
sederhana, yaitu dengan cara mandi kembang dan doa memohon supaya
dilapangkan / dibukakan jalan hidup dan dijauhkan dari segala macam
bentuk kesulitan. Sebaiknya juga dilengkapi dengan membersihkan rumah
dan lingkungannya, baik yang bersifat fisik maupun gaib.

Jika anda memiliki pusaka, pada bulan Sura ini terhadap pusaka itu
tidak harus dilakukan penjamasan, tapi cukup dibersihkan saja dan
diberikan sesaji dan disugestikan supaya pusakanya memberikan bantuan
yang positif dan disugestikan supaya membantu membersihkan segala
sesuatu yang bersifat negatif.

Bagi yang ingin mengadakan suatu hajat di bulan Suro, sebenarnya sih
boleh-boleh saja, terserah invidunya, tetapi secara spiritual memang
dianjurkan untuk tidak mengadakan hajat pernikahan, memulai usaha
ekonomi, pindah ke rumah baru atau hajat lain yang bersifat jangka
panjang di bulan Suro.

Pada Bulan Suro kondisi alam gaib di pulau Jawa memancarkan aura yang
tidak baik, dan dihawatirkan semua hajat yang dilakukan pada bulan
Suro akan membawa pengaruh yang tidak baik, seperti dipenuhi hawa
kebencian dan permusuhan, pertengkaran, sakit-penyakit, apes /
kesialan, dsb.

Pengaruh gaib bulan Suro hanya berlaku kepada orang Jawa di pulau Jawa
saja dan pengaruhnya itu bisa bersifat jangka panjang, karena
pengaruhnya itu akan menyatu dengan sukma manusia.
Dapatkan Sample GRATIS Produk sponsor di bawah ini, KLIK dan lihat caranya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.